- Mode Terang
- Gabung Kompas.com+
- Konten yang disimpan
- Konten yang disukai
- Berikan Masukanmu
- Megapolitan
- Surat Pembaca
- Kilas Daerah
- Kilas Korporasi
- Kilas Kementerian
- Sorot Politik
- Kilas Badan Negara
- Kelana Indonesia
- Kalbe Health Corner
- Kilas Parlemen
- Konsultasi Hukum
- Infrastructure
- Apps & OS
- Tech Innovation
- Kilas Internet
- EV Leadership
- Elektrifikasi
- Timnas Indonesia
- Liga Indonesia
- Liga Italia
- Liga Champions
- Liga Inggris
- Liga Spanyol
- Internasional
- Relationship
- Beauty & Grooming
- Sadar Stunting
- Smartpreneur
- Kilas Badan
- Kilas Transportasi
- Kilas Fintech
- Kilas Perbankan
- Tanya Pajak
- Kilas Investasi
- Sorot Properti
- Tips Kuliner
- Tempat Makan
- Panduan Kuliner Yogyakarta
- Beranda UMKM
- Jagoan Lokal
- Perguruan Tinggi
- Pendidikan Khusus
- Kilas Pendidikan
- Jalan Jalan
- Travel Tips
- Hotel Story
- Travel Update
- Nawa Cahaya
- Ohayo Jepang
- Kehidupan sehat dan sejahtera
- Air bersih dan sanitasi layak
- Pendidikan Berkualitas
- Energi Bersih dan Terjangkau
- Penanganan Perubahan Iklim
- Ekosistem Lautan
- Ekosistem Daratan
- Tanpa Kemiskinan
- Tanpa Kelaparan
- Kesetaraan Gender
- Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan ekonomi
- Industri, Inovasi & Infrastruktur
- Berkurangnya Kesenjangan
- Kota & Pemukiman yang Berkelanjutan
- Konsumsi & Produksi yang bertanggungjawab
Faktor-faktor Problem Solving, Kelebihan, dan Kekurangannya
Kompas.com Skola
Program pintar, serafica gischa.
Oleh: Rina Kastori, Guru SMP Negeri 7 Muaro Jambi, Provinsi Jambi
KOMPAS.com - Problem solving adalah kemampuan untuk menyelesaikan segala masalah dan mengambil keputusan yang sulit.
Dilansir dari buku The Effect of Communication Skills and Interpersonal Problem Solving Skills on Social Self-Efficacy (2013) A Erozkan, problem solving berfungsi sebagai mediator yang digunakan untuk menangani stres dan masalah kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Mengenal Individu dengan Karakteristik Self Control
Faktor-faktor problem solving
Dikutip dari buku Konsep Adversity dan Problem Solving Skill (2021) oleh Risma Anita dan Ratna Sari Dewi, faktor-faktor yang memengaruhi problem solving , yaitu:
- Motivasi
Individu dengan motivasi rendah perhatiannya mudah teralihkan dalam memecahkan masalah. Namun individu dengan motivasi yang tinggi terus berusaha mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi.
- Kepercayaan dan sikap yang salah
Individu dengan sifat cenderung menutup diri dan menolak informasi dari orang lain akan lebih sulit dalam memecahkan masalah dibandingkan dengan individu yang memiliki sifat terbuka dan bisa menerima informasi dari orang lain.
Kecenderungan melihat masalah hanya dari satu sisi saja atau kepercayaan yang berlebihan dan tanpa kritis pada pendapat otoritas, dapat menghambat pemecahan masalah yang efisien.
Seringkali emosi mewarnai cara berpikir individu dalam memecahkan masalah, sehingga dalam memecahkan masalah tidak dapat betul-betul berpikir obyektif.
Emosi bukan hambatan utama dalam pemecahan masalah tetapi bila emosi mencapai intensitas tinggi dapat menimbulkan stress, sehingga mengakibatkan kesulitan berpikir efisien.
Senada dengan penjelasan di atas, Charles dan Lester menjelaskan ada tiga faktor yang memengaruhi proses pemecahan masalah, yakni:
- Faktor pengalaman, baik lingkungan maupun personal seperti usia, isi pengetahuan (ilmu), pengetahuan tentang strategi penyelesaian, pengetahuan tentang konteks masalah dan isi masalah.
- Faktor afektif, misalnya minat, motivasi, tekanan, kecemasan, toleransi terhadap ambiguitas, ketahanan dan kesabaran.
- Faktor kognitif, seperti kemampuan membaca, kemampuan berwawasan, kemampuan menganalisis, keterampilan menghitung, dan lain sebagainya.
Baca juga: Kegunaan dan Manfaat Self Control dalam kehidupan Sehari-hari
Kelebihan dan kekurangan problem solving
Dilansir dari buku Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan (2007) karya E Mulyasa, berikut penjelasannya:
Kelebihan problem solving
Beberapa kelebihan problem solving , di antaranya:
- Pemecahan masalah ( problem solving ) merupakan strategi yang cukup bagus untuk lebih memahami kehidupan
- Pemecahan masalah ( problem solving ) dapat menantang kemampuan seseorang serta memberikan kepuasan untuk menemukan kepuasan dan pengetahuan baru.
- Pemecahan masalah ( problem solving ) dapat meningkatkan aktivitas seseorang.
- Pemecahan masalah ( problem solving ) dapat membantu seseorang bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
- Pemecahan masalah ( problem solving ) dapat membantu seseorang untuk Pemecahan masalah ( problem solving ) dapat mengembangkan kemampuan seseorang untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
- Pemecahan masalah ( problem solving ) dapat memberikan kesempatan kepada seseorang untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
Kelemahan problem solving
Problem solving juga memiliki kekurangannya, yaitu:
- Manakala seseorang tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dihadapi sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
- Keberhasilan melalui problem solving membutuhkan waktu yang cukup lama dan pengalaman.
- Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang ingin mereka ingin pelajari.
Baca juga: Pengertian Self Regulated Learning (Pembelajaran Mandiri) Menurut Ahli
Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola
Tag materi IPS kelas 9 definisi problem solving adalah faktor-faktor yang mempengaruhi problem solving kelebihan problem solving adalah kekurangan problem solving
Contoh Teks Talking About Self
Apa itu Self Efficacy?
Self Regulated Learning: Indikator, Faktor-Faktor, dan Cara Meningkatkan
Contoh Dialog Self-Introduction
Apa yang Dimaksud dengan Power-on Self Test (POST)
Terkini Lainnya
Latihan Soal Tes TIU CPNS Bab Tes Verbal Sinonim beserta Jawabannya
Latihan Soal Tes TIU CPNS Bab Logika Arismetik beserta Jawabannya
Norma Pertama dalam Tata Hukum Indonesia
12 Wujud Bela Negara Non Fisik atau Non Militer
5 Latihan Soal Tes TIU CPNS Bab Logika Arismetik beserta Jawabannya
Arti Kata Atletik dalam Bahasa Yunani
8 Ungkapan yang Mengandung Pengertian Cepat Tersinggung
Pengertian Demokrasi Langsung dan Tidak Langsung
Prinsip-Prinsip Demokrasi yang Berlaku Universal
Perubahan Revolusi: Perubahan dalam Waktu Singkat
9 Pengertian Senam Irama Menurut Ahli
Hal-hal yang Berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
15 Contoh Peta Tematik
50 Kalimat Modalitas yang Menggunakan Kata "Harus"
Hasil juventus vs psv: si nyonya menang, kenan yildiz patahkan rekor legenda, hasil milan vs liverpool, the reds bungkam rossoneri di san siro, seratusan tamu hotel swiss belinn makassar tiba-tiba diungsikan, apa penyebabnya, hasil liga champions: liverpool dan madrid menang, bayern pesta gol, now trending.
Wasit Kontroversial Tinju PON Diberhentikan, Panitia Bantah karena Dukung Atlet Sumut
Atap Ambruk di Venue Tembak PON Aceh-Sumut, Menpora Sebut Faktor Cuaca
KPK Minta Wawancara Capim dan Dewas Digelar Terbuka dan Disiarkan Langsung
KSPSI: Jokowi Terkejut Dengar Ada Program Dana Pensiun Tambahan
Mungkin Anda melewatkan ini
Komponen Penyusun Larutan
Mengapa Pancasila Dikatakan Memiliki Dimensi Realitas? Ini Jawabannya ....
Pengertian Problem Solving: Aspek, Ciri, dan Langkah-langkahnya
Apakah Difusi Terjadi Lebih Cepat dalam Cairan atau Gas?
Pengertian, Fungsi, dan Gambar Pola Lantai Horizontal
- Entertainment
- Pesona Indonesia
- Artikel Terpopuler
- Artikel Terkini
- Topik Pilihan
- Artikel Headline
- Harian KOMPAS
- Pasangiklan.com
- GridOto.com
- BolaSport.com
- Gramedia.com
- Gramedia Digital
- Kabar Palmerah
- Ketentuan Penggunaan
- Kebijakan Data Pribadi
- Pedoman Media Siber
Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?
- Baca semua berita tanpa iklan
- Baca artikel tanpa pindah halaman
- Akses lebih cepat
- Akses membership dari berbagai platform
Rikaariyani.com
Metode problem solving: pengertian, kelebihan dan kekurangan.
Metode Problem Solving: Pengertian, Kelebihan dan Kekurangan - salah satu metode pembelajaran yang perlu dipahami oleh seorang guru adalah metode problem solving . Melalui penggunaan metode problem solving diharapkan peserta didik belajar memecahkan masalah. Metode problem solving dinilai dapat melatih siswa berpikir kreatif saat menghadapi masalah pribadi maupun masalah kelompok. Melalui metode problem solving, peserta didik belajar secara mandiri mengidentifikasi penyebab masalah dan solusi dalam memecahkan masalah.
Lalu apa saja kelebihan dan kekurang metode problem solving? Simak artikel berikut ini:
Pengertian Metode Problem Solving Menurut Para Ahli
1. Rahmat
Menurut Rahmat (2005), problem solving atau pemecahan masalah adalah proses berpikir memahami realitas dalam konteks pengambilan keputusan, pemecahan masalah, dan menghasilkan hal-hal baru (kreativitas).
2. Nana Sudjana
Menurut Nana Sudjana (2010), problem solving atau pemecahan masalah merupakan model yang digunakan untuk mengajarkan konsep dan prinsip kepada peserta didik. Metode problem solving ini menitikberatkan pada aktivitas belajar peserta didik dalam memecahkan masalah, baik individual maupun kelompok. Akivitas peserta didik dimulai dengan mengidentifikasi masalah, kemudian mencari alternatif pemecahan masalah, menilai setiap alternatif pemecahan masalah, dan menarik kesimpulan alternatif yang tepat sebagai jawaban dari masalah tersebut.
4. Hamzah B. Uno
Menurut Hamzah B. Uno (2014: 13), problem solving adalah proses berpikir dalam memecahkan masalah dengan mengumpulkan fakta, menganalisis informasi, menyusun alternatif solusi, serta memilih solusi masalah yang lebih efektif. Artinya problem solving merupakan pencarian solusi melalui proses berpikir yang sistematis.
5. Lucenario
Menurut Lucenario dkk yang dikutip oleh Khoiriyah dan Husana (2018:151), problem solving adalah aktivitas yang membutuhkan seseorang untuk memilih jalan keluar yang dapat dilakukan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
Menurut Gagne yang dikutip oleh Made (2016: 52), mengemukakan bahwa problem solving dapat dipandang sebagai suatu proses untuk menemukan kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya mengatasi situasi yang baru.
7. Purwanto
Menurut Purwanto, metode problem solving adalah suatu proses dengan menggunakan strategi, cara, atau teknik tertentu untuk menghadapi situasi baru, agar keadaan tersebut dapat dilalui sesuai keinginan yang ditetapkan.
Kelebihan Metode Problem Solving
Metode problem solving memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
Setiap masalah pasti ada solusi, tetapi tidak semua masalah bisa dipecahkan dengan baik. Setiap orang berbeda-beda dalam menghadapi problema atau masalah. Dalam metode problem solving, peserta didik dituntun atau diarahkan bagaimana memecahkan suatu problem secara logis.
2. Merangsang perkembangan berpikir peserta didik
Metode problem solving (pemecahan masalah) dapat merangsang peserta didik untuk mampu berpikir dengan pola pemikiran yang maju agar ketepatan dalam menyelesaikan problem bisa tercapai.
3. Berpikir dan bertindak kreatif
Peserta didik dituntut untuk logis dalam berpikir sehingga masalah bisa terselesaikan dengan baik. Peserta didik juga dituntut untuk memiliki kreatifitas dalam memecahkan suatu problem sehingga problem tersebut bisa terselesaikan dengan baik.
4. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan
Selain di tuntut untuk berpikir logis dalam menghadapi masalah, peserta didik juga diberikan arahan dalam menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan dari solusi masalah yang diberikan sehingga siswa mengetahui bagaimana mengevaluasi hasil dari solusi masalah tersebut.
5. Melatih peserta didik untuk mendesain suatu penemuan
Peserta didik juga diarahkan untuk memiliki skill dalam menyiapkan suatu strategi dalam mengetahui suatu masalah sehingga bisa dievaluasi bagaimana cara penyelesaiannya.
Kekurangan metode problem solving
Adapun kekurangan metode problem solving adalah sebagai berikut:
1. Melibatkan lebih banyak orang
Metode problem solving (pemecahan masalah) ini bukan individualisme saja yang dikaitkan tetapi mengikutsertakan banyak orang untuk menyelesaikan problem yang muncul sehingga lamban terselesaikan.
2. Memerlukan banyak waktu
Selain melibatkan banyak orang, metode problem solving ini juga membutuhkan banyak waktu dalam menyelesaikan suatu masalah.
*Artikel ini ditulis oleh Muhammad Syahdoe MZ, S.IP (Mahasiswa Pascasarjana UIN STS Jambi.
Baca juga artikel lainnya:
- Kelebihan dan kekurangan metode demonstrasi
- Penggunaan metode demonstrasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa
Post a Comment for "Metode Problem Solving: Pengertian, Kelebihan dan Kekurangan"
Menu halaman statis.
- Privacy Policy
Gurubantu.com︱Blog Berbagi Doc & Informasi
Keunggulan dan kelemahan metode berbasis masalah (problem solving).
Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) merupakan metode yang modern dalam arti benar - benar melibatkan murid - murid dalam proses belajar yang menuntut kreativitas inisiatif dan logika. Metode ini akan dirasakan berat jika sebelumnya seseorang sudah terbiasa menerima pelajaran dengan metode ceramah.
Karena metode Pemecahan Masalah ini menuntut kegiatan berfikir logis dan sistematis maka metode ini baik sekali jika digunakan bagi pemecahan problema yang memiliki beberapa atau berbagai kunci penyelesaian, atau beberapa alternatif.
Soal-soal yang hanya memiliki satu jawaban saja tidak tepat dijadikan bahan untuk metode Pemecahan Masalah. Tetapi jika pertanyaan (problema) itu berupa pertanyaan: "Apa yang dapat dan harus dilakukan untuk mengatasi masalah kekurangan gizi di daerah X", maka persoalan semacam itu akan mengundang berbagai ragam pendapat yang timbul karena muncul dari berbagai sudut pandangan pula.
Dengan demikian, metode Pemecahan Masalah digunakan bila bahan pelajaran yang akan diberikan mengandung beberapa macam alternatif jawaban bagi keperluan pemecahan masalah itu. Atau, jika bahan pelajaran itu menuntut berfikir analisa (sistem analisis).
Berikut ini adalah Keunggulan dan kelemahan dari penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah:
a. Keunggulan
Sebagai suatu strategi pembelajaran, Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:
- Pemecahan masalah (problem solving) merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.
- Pemecahan masalah (problem solving) dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
- Pemecahan masalah (problem solving) dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
- Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk masalah-masalah dalam kehidupan nyata.
- Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Di samping itu, pemecahan masalah itu juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya.
- Melalui pemecahan masalah (problem solving) bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran (bahasa Indonesia , sejarah, dan lain sebagainya), pada dasarnya merupakan cara berpikir dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja.
- Pemecahan masalah (problem solving) dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
- Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
- Pemecahan masalah (problem solving) dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
- Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekali pun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
b. Kelemahan
Disamping keunggulan, Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah juga memiliki kelemahan diantaranya:
- Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
- Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
- Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka meeka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
Metode pemecahan masalah (problem solving) bukan hanya sekadar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metodemetode lainnya dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan atau dengan arti lain metode pemecahan masalah adalah suatu cara mengajar yang merangsang dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk atas inisiatif sendiri mampu melakukan analisis dan sintesis terhadap persoalan yang dihadapi sehingga diperoleh penyelesaiannya.
Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis pemecahan masalah ini para siswa dihadapkan kepada suatu masalah dan mereka diharuskan mencari sendiri cara pemecahan atau penyelesaiannya. Hal itu akan mendorong para siswa untuk belajar melakukan analisis dan kemudian sintesis setelah kunci pemecahan masalah itu ditemukan.
Metode pembelajaran yang berbasis pemecahan masalah sudah jelas mencoba membimbing para siswa agar mampu berpikir logis, dapat menemukan sebab akibat, dan menemukan kunci permecahan masalah serta menyimpulkannya menjadi suatu jawaban yang diharapkan. Mendidik para siswa untuk mau menggunakan akalnya sendiri dan bukan hanya dapat menerima sesuatu dari orang lain merupakan suatu cara yang harus dikembangkan dalam pembaharuan dan penyempurnaan pendidikan pada umumnya dan metode mengajar pada khususnya di sekolah.
Melihat model pembelajaran berbasis pemecahan masalah akan dapat merangsang dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk atas inisiatif sendiri mampu melakukan analisis dan sintesis terhadap persoalan yang dihadapi sehingga diperoleh penyelesaiannya.
Maka jelas bahwa untuk dapat melakukan analisis diperlukan terlebih dahulu suatu usaha pengumpulan data. Kemudian diperlukan kemampuan untuk melihat relasi antara data yang telah terkumpulkan atau dengan kata lain mencari sebab akibat antara data yang terkumpul. Setelah itu mempradugakan suatu pendapat yang bisa disebut „hipotesis“. Kemudian menguji kebenaran hipotesis dengan mengolah data yang diperoleh. Dan akhirnya, menarik kesimpulan atau membuat suatu sintesis.
Cara berfikir seperti yang dilalui di atas biasanya dinamakan “berpikir secara ilmiah”. Cara semacam itu mengikuti jenjang-jenjang tertentu untuk sampai pada pemecahan masalahnya. Cara berpikir semacam itu, walaupun terasa agak lama, menghasilkan suatu kesimpulan atau pendapat yang diyakini kebenarannya karena seluruh proses pemecahan masalah diikuti, diteliti dan dikontrol mulai dari data pertama sampai yang terakhir. Demikian pula dengan proses analisis dan sintesisnya.
Nyata bahwa metode mengajar berbasis pemecahan masalah ini menuntut suatu cara bekerja yang sistematis. Keberhasilan belajar siswa yang ditunjukkan oleh nilai belajar yang tinggi terwujud, sangat tergantung dengan kemampuan dan keterampilan guru memanfaatkan metode pembelajaran. Penggunaan berbagai metode pembelajaran justru dimaksudkan agar para siswa dapat berkembang dan memperoleh kepribadiannya dan bukan menjadi seonggok atau setumpuk ilmu pengetahuan belaka. Dalam hal itulah metode pembelajaran yang berbasis pemecahan masalah memiliki kelebihannya. Metode pembelajaran yang berbasis pemecahan masalah ini tidak bermaksud membentuk manusia yang memiliki “pengetahuan siap” melainkan suatu pribadi yang mampu menghadapi setiap persoalan dengan akalnya.
Mungkin lebih mudah mengajarkan bahan-bahan pelajaran kepada para siswa dengan cara memberitahukan atau mendiktekan dan menyuruh hafalkan daripada memberikan kesempatan untuk memikirkan sendiri cara memecahkan atau mencari penyelesaian bagi suatu masalah yang disodorkan .Tetapi, sesuatu “yang mudah” belum tentu baik dan sesuatu “yang sukar” belum tentu buruk.
seni belajar untuk hidup
Problem Based Learning (Model Pembelajaran Berbasis Masalah)
Daftar Isi ⇅ show
Pengertian problem based learning.
Problem based learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang mengutamakan penyelesaian masalah umum yang lazim terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang dikemukakan oleh Shoimin (2017, hlm. 129) bahwa problem based learning artinya menciptakan suasana belajar yang mengarah terhadap permasalahan sehari-hari (Shoimin, 2017, hlm. 129).
Melengkapi pernyataan tersebut, Panen (dalam Rusmono 2014, hlm. 74) menyatakan bahwa dalam model pembelajaran dengan pendekatan problem based learning , peserta didik diharapkan untuk terlibat dalam proses penelitian yang mengharuskannya untuk mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan data, dan menggunakan data tersebut untuk melakukan pemecahan masalah.
Masalah adalah hal paling nyata yang akan menjadi hambatan utama dalam kehidupan manusia. Lalu “masalah” sendiri itu apa? Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Menghadapi masalah akan mengajarkan bagaimana cara terbaik dalam menjalani hidup.
Mengapa? Karena peserta didik langsung mempelajari bagaimana caranya menghadapi berbagai kesenjangan harapan yang akan selalu mereka temui dalam hidup. Saat hal tersebut terjadi, karakter (sikap) dan daya nalar (kognisi) mereka akan teruji dan terlatih dalam sekali tepuk.
Pengertian Problem Based Learning menurut Para Ahli
Untuk memastikan kesahihan pengertian model PBL, berikut adalah beberapa pendapat para ahli mengenai definisi problem based learning .
Delisle dalam Abidin (2014, hlm. 159) menyatakan bahwa problem based learning merupakan model pembelajaran yang dikembangkan untuk membantu guru mengembangkan kemampuan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah pada siswa selama mereka mempelajari materi pembelajaran.
Tim Kemdikbud
Tim Kemdikbud (2013b) dalam Abidin (2014, hlm. 159) memandang model PBL sebagai suatu model pembelajaran yang menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata.
Problem based learning atau pembelajaran berbasis masalah adalah model pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks dalam pembelajaran agar peserta didik dapat belajar berpikir kritis dan meningkatkan keterampilan memecahkan masalah sekaligus memperoleh pengetahuan. (Duch, 1995 dalam Shoimin, 2017, hlm. 130).
Finkle dan Torp
Finkle dan Torp (dalam Shoimin, 2017, hlm. 130) mengungkapkan bahwa problem based learning merupakan pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran yang mengembangkan secara stimultan strategi pemecahan masalah, dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan dengan menempatkan para peserta didik dalam peran aktif sebagai pemecah permasalahan sehari-hari yang tidak terstruktur dengan baik.
Torp dan Sage
Problem based learning merupakan model pembelajaran yang difokuskan untuk menjembatani siswa agar memperoleh pengalaman belajar dalam mengorganisasikan, meneliti, dan memecahkan masalah-masalah kehidupan yang kompleks (Torp dan Sage dalam Abidin, 2014, hlm. 160).
Sintaks Problem Based Learning
Lalu seperti apa sintaks, prosedur, langkah, atau tahapan dari model problem based learning? Sintaks model pembelajaran problem based learning menurut Warsono & Hariyanto (2013, hlm. 151) adalah sebagai berikut.
- Memberikan orientasi masalah kepada siswa dengan menjelaskan tujuan pembelajaran serta bahan dan alat yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah.
- Membantu mendefinisikan masalah dan mengorganisasikan siswa dalam belajar menyelesaikan masalah.
- Guru mendorong peserta didik untuk mencari informasi yang sesuai dan mecari penjelasan pemecahan masalahnya.
- Mendukung siswa untuk mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
- Guru membantu siswa melakukan refleksi terhadap hasil penyelidikannya dan proses pembelajaran yang telah dilakukan.
Sementara itu, langkah pembelajaran problem based learning menurut Shoimin (2017, hlm. 131) adalah:
- menjelaskan tujuan pembelajaran meliputi menjelaskan logistik yang dibutuhkan dan memotivasi siswa dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih,
- membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan permasalahan tersebut,
- mendorong siswa dalam mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk penjelasan masalah, pengumpulan data, hipotesis, dan pemecahan masalah,
- membantu siswa dalam merencanakan serta menyiapkan laporan hasil karya yang sesuai seperti laporan,
- guru membantu siswa untuk melakukan evaluasi terhadap penyelidikan mereka.
Contoh Penerapan PBL
Selanjutnya, contoh penerapan model pembelajaran problem based learning (dalam RPP) menurut Ibrahim&Nur (dalam Trianto, 2017, hlm. 12) adalah sebagai berikut.
No. | Fase/Indikator | Kegiatan / Perilaku Guru |
---|---|---|
1. | Mengorientasi peserta didik terhadap masalah | Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, dan saran atau logistik yang dibutuhkan. Selanjutnya, guru memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah nyata yang dipilih. |
2. | Mengorganisasi peserta didik untuk belajar | Pendidik membantu peserta didik untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. |
3. | Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok | Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dan melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan kejelasan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Siswa dituntut untuk menjadi penyidik yang aktif. |
4. | Mengembangkan dan menyajikan hasil karya | Pendidik membantu siswa untuk berbagi tugas dan merencanakan atau menyiapkan karya yang sesuai sebagai hasil pemecahan masalah dalam bentuk laporan. |
5. | Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah | Guru membantu pesera didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses pemecahan masalah yang dilakukan. |
Kelebihan dan Kekurangan Problem Based Learning
Segala hal di dunia ini tentunya akan hadir dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tak luput dari ketidaksempurnaan tersebut, problem based learning juga memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri yang akan dipaparkan dalam penjelasan di bawah ini.
Kelebihan PBL
Kelebihan atau manfaat model pembelajaran PBL menurut Kurniasih & Sani (2016, hlm. 48) adalah dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar untuk mentransfer pengetahuan yang baru serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan ketrampilan kreatif.
Selain itu, Shoimin (2017, hlm. 132) mengungkapkan beberapa kelebihan model pembelajaran berbasis masalah yang meliputi:
- mendorong siswa untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah pada dunia nyata,
- membangun pengetahuan siswa melalui aktivitas belajar,
- mempelajari materi yang sesuai dengan permasalahan,
- terjadi aktivitas ilmiah melalui kerja kelompok pada siswa,
- kemampuan komunikasi akan terbentuk melalui kegiatan diskusi dan presentasi hasil pekerjaan,
- melalui kerja kelompok siswa yang mengalami kesulitan secara individual dapat diatasi.
Manfaat Problem Based Learning
Selain berbagai kelebihan di atas, Warsono & Hariyanto (2013, hlm. 152) mengemukakan pendapat bahwa kekuatan atau manfaat utama penerapan model pembelajaran PBL adalah sebagai berikut.
- Siswa akan tertantang untuk menyelesaikan masalah yang akan membuat siswa menjadi terbiasa menghadapi masalah
- Solidaritas sosial akan terpupuk dengan adanya diskusi dengan teman satu kelompok,
- Guru dengan siswa akan semakin akrab
- Siswa akan terbiasa menerapkan metode eksperimen karena ada kemungkinan suatu masalah yang harus diselesaikan siswa melalui eksperimen
Kekurangan PBL
Sementara itu, kelemahan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning menurut Shoimin (2017, hlm. 132) antara lain:
- tidak semua materi pembelajaran dapat menerapkan PBL , guru harus tetap berperan aktif dalam menyajikan materi (dan akan kesulitan dalam kelas gemuk);
- keragaman siswa yang tinggi dalam suatu kelas akan menyulitkan dalam pembagian tugas berdasarkan masalah nyata.
Selain itu, menurut Abidin (2014, hlm. 163) kekurangan dalam model pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut.
- Siswa yang terbiasa mendapatkan informasi yang diperoleh dari guru sebagai narasumber utama akan merasa kurang nyaman dengan cara belajar sendiri dalam pemecahan masalah.
- Jika siswa tidak mempunyai rasa kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba memecahkan masalahnya.
- Tanpa adanya pemahaman siswa terhadap mengapa mereka harus berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari maka mereka tidak akan belajar apa yang ingin mereka pelajari.
Tujuan Problem Based Learning
Hosnan (2014, hlm. 298) menjelaskan bahwa tujuan utama dari model PBL bukan sekedar menyampaikan pengetahuan kepada siswa namun juga mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah serta kemampuan siswa itu sendiri yang secara aktif dapat memperoleh pengetahuannya sendiri.
Pendapat serupa juga disampaikan oleh Al-Tabany (2017, hlm. 71) yang menyatakan bahwa model problem based learning berusaha untuk membantu siswa menjadi pembelajar yang mandiri dan otonom.
Melalui bimbingan guru yang secara berulang-ulang mendorong dan mengarahkan mereka untuk mengajukan pertanyaan dan mencari penyelesaian terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri, siswa secara tidak langsung akan belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas itu secara mandiri dalam hidupnya kelak.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari PBL adalah agar peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah, mandiri dalam belajar, dan memiliki keterampilan sosial yang tinggi dalam kehidupan.
- Abidin, Yunus. (2014). Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013 . Bandung: PT Refika Aditama.
- Al-Tabany, Trianto. (2017). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif dan Kontektual . Jakarta: Kencana.
- Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21 . Bogor: Ghalia Indonesia.
- Rusmono, R. (2014). Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu Perlu Untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru (Edisi Kedua) . Bogor: Ghalia Indonesia.
- Shoimin, A. (2017). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013 . Yogyakarta: Ar Ruzz Media.
- Warsono & Hariyanto. (2013). Pembelajaran Aktif . Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Artikel Terkait
Join the conversation.
Kl untuk materi sujud sukur bisakah memakai model ini?
Kemungkinan besar bisa, misalnya permasalahan yang didefinisikan adalah seseorang yang masih bingung dan belum tahu bagaimana caranya untuk melakukan sujud syukur. Namun sepertinya masih ada metode atau model lain yang lebih cocok. Boleh dicek di: https://serupa.id/model-pembelajaran-pengertian-ciri-jenis-macam-contoh/ dan https://serupa.id/metode-pembelajaran-pengertian-jenis-macam-menurut-para-ahli/
penggunaan model PBL untuk materi berbasis teks bisa gak ya? misalnya teks eksposisi, teks puisi, eksplanasi
Sangat bisa dan sudah banyak yang melakukan implementasinya. Implementasi yang paling banyak digunakan adalah menggunakan bantuan video. Peserta didik diminta untuk menonton suatu video yang menarik terlebih dahulu, setelahnya mereka diminta untuk menjelaskan kembali (jika teks eksplanasi) atau memberikan pendapat (jika teks eksposisi) mengenai video yang telah mereka tonton.
Saya merasa senang dengan metode PBL karena cocok untuk mengajar siswa SD.
Terima kasih atas informasi yang begitu bermanfat bagi kami guru dalam meningkatkan profesionalisme guru
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.
Beritahu saya akan tindak lanjut komentar melalui surel.
Beritahu saya akan tulisan baru melalui surel.
Leave a comment
Kenaikan Pangkat
- Media Pembelajaran
Metode Pembelajaran
- Karya Inovatif
- Admin Sekolah
Home / Metode Pembelajaran
Senin, 20 Juni 2022 - 06:55 WIB
Model Pembelajaran Problem Solving
Pembelajaran Problem Solving – Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik. Maka dari itu, semakin bertambah tahun, bertambah pula kreasi maupun inovasi pendidikan. Mulai dari inovasi pada kurikulum, model pembelajaran, strategi serta format pada dokumen administrasi pendidikan.
Dari segi kurikulum sendiri, pemerintah sedang mencanangkan terlaksananya Kurikulum Merdeka. Kelak di tahun 2024, Kurikulum Merdeka akan diterapkan di seluruh Indonesia. Kemudian di sisi strategi pendidikan hari ini, mulai banyak inovasi yang dibuat oleh para pakar pendidikan.
Salah satu inovasi pendidikan yang menjadi perbincangan publik hari ini yakni kehadiran model pembelajaran. Dalam pendidikan, model pembelajaran diperlukan untuk ketercapaian target pada proses belajar mengajar.
Model belajar sendiri terkadang bisa diterapkan dengan memodifikasi beberapa model. Sebab terkadang satu model saja belum mampu mencukupi kebutuhan pembelajaran peserta didik.
Apalagi bila peserta didik datang dari berbagai latar pendidikan dengan tingkat kemampuan dimana perbedaannya sangat kentara. Tentu guru harus memikirkan dengan matang model seperti apa yang diterapkan. Salah satu yang menjadi perbincangan hari ini yakni model pembelajaran problem solving .
Definisi Model Pembelajaran Problem Solving
Model pembelajaran problem solving merupakan model yang berorientasi pada pemecahan masalah. Rangkaian kegiatannya berpusat pada strategi, teknik maupun cara untuk bisa memperkuat nalar dan daya kritis peserta didik khususnya berkaitan dengan materi yang disampaikan guru.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, problem solving memegang peranan penting. Jika peserta didik mengetahui cara penyelesaian masalah,maka pembelajaran akan lebih masuk dalam ingatan. Biasanya guru akan mengawali dengan menyampaikan beberapa studi kasus untuk dikaji. Beberapa unsur pelaksanaan pembelajaran solving yakni :
Pertama , peserta didik tidak mampu mengenali maupu mengidentifikasi cara dalam penyelesaian suatu masalah. Hal ini biasanya terjadi lantaran mereka tak terbiasa melakukannya.
Apalagi pada zaman serba canggih sekarang, sebagian besar peserta didik mulai ikut dalam arus generasi rebahan. Walhasil, alih – alih belajar untuk menyelesaikan masalah malah mereka mencari pelarian berupa hiburan. Selain itu, sifat manja yang masih melekat pada generasi juga menjadi kendala dan menghambat peserta didik untuk belajar mencari solusi.
Kedua , peserta didik sudah mendapatkan bahan maupun materi pengantar dari guru. materi yang dimaksud yakni materi terkait topik yang akan dipelajari sekaligus sosialisasi model pembelajaran problem solving.
Ketiga , peserta didik memberikan beberapa soal yang mudah dimengerti oleh peserta didik.
Keempat , peserta didik memiliki tekad dalam pemecahan dan penyelesaian soal yang sudah diberikan oleh guru.
Tujuan Pembelajaran Problem Solving
Semua model pembelajaran yang diterapkan tentu memiliki tujuan masing – masing selain tujuan utama agar peserta didik dapat menyerap materi semaksimal mungkin. Adapun tujuan pembelajaran problem solving menurut Chotimah dan Fathurrohman (2018) yakni :
Pertama , pembelajaran tersebut dapat menjadikan peserta didik untuk meningkatkan keterampilan pada proses penyeleksian informasi yang relevan. Selain itu, peserta didik berpartisipasi dalam proses analisis serta melakukan penelitian pada hasil yang sudah diperoleh.
Kedua , pembelajaran tersebut dapat memunculkan adanya kepuasan intelektual pada diri peserta didik. mengapa demikian? Sebab mereka melakukan kegiatan pembelajaran tersebut secara mandiri. Sehingga mereka dapat merasakan suasana pembelajaran yang mereka cari dan pecahkan masalahnya sendiri bersama teman sekelas.
Ketiga, pembelajaran tersebut dapat meningkatkan potensi intelektual para peserta didik.
Keempat , pembelajaran tersebut dapat mengajarkan peserta didik cara berpartisipasi dalam kegiatan penemuan solusi.
Karakter Model Belajar Problem Solving
Adapun beberapa karakter dari pembelajaran problem solving yakni :
Pertama , terdapat pengajuan pertanyaan maupun masalah oleh guru.
Kedua , pembelajaran problem solving dapat mengorganisasikan pengajaran di sekitar masalah maupun pertanyaan sosial. Keduanya tentu penting dan memberikan makna tersendiri bagi peserta didik.
Ketiga , pembelajaran berfokus pada prinsip keterkaitan yang disiplin.
Keempat , masalah yang akan diselesaikan pada pembelajaran problem solving bisa ditinjau kembali dengan pemecahan masalah di setiap mata pelajaran.
Kelima, pembelajaran problem solving mewajibkan peserta didik untuk melakukan penyelidikan autentik. Peserta didik wajib melakukan analisis dalam proses pendefinisian masalah, pengembangan hipotesis, pembuatan perkiraan, pembuatan maupun pengumpulan eksperimen dan pembuatan inferensi serta perumusan kesimpulan.
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Problem Solving
Pembelajaran problem solving memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihannya yakni dapat membantu peserta didik meningkatkan daya kekritisan peserta didik. kemudian, pembelajaran tersebut juga menjadikan peserta didik untuk selalu terbiasa menyelesaikan berbagai masalah. Sedangkan kelemahannya, peserta didik tak dapat memiliki kepercayaan sendiri bahwa masalah yang sudah guru berikan padanya sulit untuk diselesaikan. Kemudian, salah satu kelemahannya yakni kurangnya waktu yang memadai sebab membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Sintaks Model Pembelajaran Problem Solving
Setelah memahami definisi dan unsur pelaksanaannya, penting bagi anda untuk mengenali sintaks pembelajaran model problem solving. Hal ini bertujuan agar anda dapat menerapkannya dengan benar.
1. Mengklarifikasi Masalah
Langkah pertama yakni mengklarifikasi masalah. Aktivitas ini mewadahi kegiatan dimana guru akan memberi penjelasan pada peserta didik berkaitan dengan masalah yang mau diajukan.
Tujuannya, supaya peserta didik memahami tata cara dalam penyelesaian masalah dan model seperti apa yang akan diharapkan dari penyelesaian tersebut. Di langkah ini, guru harus memastikan bahwa peserta didik memahami perannya yakni sebagai problem solver.
Sang guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Jika guru baru pertama kali menerapkannya, maka usahakan peserta didik sudah mengetahui petunjuk teknis dan panduan pelaksanaannya. Mengapa hal itu penting? Sayang rasanya bila penerapan model tersebut gagal lantaran sejak awal peserta didik tak memahami mekanisme pembelajaran yang sedang diterapkan.
2. Mengungkapkan Pendapat
Langkah kedua yakni mengungkapkan pendapat. Langkah ini mengharuskan para peserta didik untuk memberikan argumentasi secara bergantian khususnya untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
Sebisa mungkin guru mengawasi serta memastikan bahwa seluruh peserta didik baik peserta aktif maupun pasif ikut memberikan argumentasi. Hal ini linear dengan diterapkannya problem solving untuk mengembangkan kemampuan berargumen berdasar data yang valid.
3. Mengevaluasi dan Memilih
Langkah ketiga yakni membagi peserta didik dalam beberapa kelompok baik secara random maupun urutan supaya bisa melakukan diskusi untuk menemukan cara yang paling tepat digunakan sebagai solusi serta melakukan evaluasi.
Sebagai saran, jika ingin membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok, pastikan komposisi kelompok sudah pas. Namun bila menggunakan aplikasi random, tentu anda tidak bisa memodifikasinya.
Sehingga kebutuhan penentuan anggota kelompok disesuaikan saja dengan kemampuan peserta didik. Jika memang dalam kelompok tersebut ada grup yang isinya beranggotakan low-thinker alangkah baiknya bila ditukar atau ganti dengan salah satu anggota grup yang lain.
4. Langkah Implementasi
Langkah keempat yakni menerapkan cara yang sudah dipilih dan efektif menurut perspektif kelompok masing – masing sampai akhirnya case-closed dan pembelajaran dapat diakhiri.
Nah demikian artikel mengenai pembelajaran problem solving dan beberapa langkah penerapannya.
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id !
Guru Honorer
Artikel Terbaru
- Firnendi Irawan: Membangun Imperium Properti Syariah dari Nol hingga Sukses
- Jadwal dan Tahapan Tes Seleksi CPNS dan PPPK 2024 yang Perlu Anda Ketahui
- Fokus Pada 3 Kategori, Berikut Pelamar Prioritas PPPK Guru 2024
- Cara Pengajuan Penerbitan SKTP dan Tamsil Guru 2024
- SKTP Belum Valid? Jangan Harap Tunjangan Sertifikasi Triwulan 1 Cair
Perbandingan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Problem Solving: Apa Bedanya?
- 1 Apa Itu Model Pembelajaran Problem Based Learning?
- 2.1 1. Menentukan masalah yang menarik dan relevan
- 2.2 2. Menyusun tim atau kelompok siswa
- 2.3 3. Mencari dan menganalisis informasi
- 2.4 4. Merancang solusi
- 2.5 5. Melakukan presentasi solusi
- 2.6 6. Refleksi dan evaluasi
- 3.1 1. Pilih masalah yang relevan dengan kehidupan nyata
- 3.2 2. Berikan panduan yang jelas
- 3.3 3. Bantu siswa dalam mencari sumber informasi
- 3.4 4. Dukung komunikasi dan kolaborasi antar siswa
- 3.5 5. Evaluasi proses dan hasil pembelajaran
- 4.1 1. Meningkatkan pemahaman konsep
- 4.2 2. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis
- 4.3 3. Meningkatkan kemampuan bekerja dalam tim
- 4.4 4. Memotivasi siswa menjadi aktif
- 4.5 5. Menghubungkan pembelajaran dengan dunia nyata
- 5.1 1. Memerlukan waktu yang lebih lama
- 5.2 2. Tidak semua siswa cocok dengan pendekatan ini
- 5.3 3. Memerlukan guru yang terlatih
- 5.4 4. Tidak semua masalah mudah ditemukan
- 5.5 5. Membutuhkan sumber daya yang memadai
- 6.1 1. Fokus Pembelajaran
- 6.2 2. Sumber Masalah
- 6.3 3. Tingkat Keterlibatan
- 6.4 4. Tujuan Pembelajaran
- 6.5 5. Hasil Pembelajaran
- 7.1 1. Apa perbedaan antara PBL dan problem solving?
- 7.2 2. Mengapa PBL penting dalam pendidikan?
- 7.3 3. Apakah setiap guru dapat menggunakan PBL?
- 7.4 4. Apakah PBL hanya cocok untuk mata pelajaran tertentu?
- 7.5 5. Bagaimana mengukur pencapaian siswa dalam PBL?
- 8.1 Share this:
- 8.2 Related posts:
Pertama, mari kita lihat tentang model pembelajaran problem based learning (PBL). Model ini merupakan pendekatan yang menekankan pada pemecahan masalah secara kooperatif. Dalam PBL, siswa diberikan sebuah masalah yang nyata dan kompleks untuk diselesaikan sebagai pusat dari proses pembelajaran. Mereka kemudian dituntut untuk berkolaborasi dengan teman sekelas dalam mencari solusi terbaik secara mandiri. Guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa dalam mengatasi tantangan yang muncul.
Apa Itu Model Pembelajaran Problem Based Learning?
Cara mengimplementasikan model pembelajaran problem based learning, 1. menentukan masalah yang menarik dan relevan, 2. menyusun tim atau kelompok siswa, 3. mencari dan menganalisis informasi, 4. merancang solusi, 5. melakukan presentasi solusi, 6. refleksi dan evaluasi, tips mengimplementasikan model pembelajaran problem based learning, 1. pilih masalah yang relevan dengan kehidupan nyata, 2. berikan panduan yang jelas, 3. bantu siswa dalam mencari sumber informasi, 4. dukung komunikasi dan kolaborasi antar siswa, 5. evaluasi proses dan hasil pembelajaran, kelebihan model pembelajaran problem based learning, 1. meningkatkan pemahaman konsep, 2. mengembangkan kemampuan berpikir kritis, 3. meningkatkan kemampuan bekerja dalam tim, 4. memotivasi siswa menjadi aktif, 5. menghubungkan pembelajaran dengan dunia nyata, kekurangan model pembelajaran problem based learning, 1. memerlukan waktu yang lebih lama, 2. tidak semua siswa cocok dengan pendekatan ini, 3. memerlukan guru yang terlatih, 4. tidak semua masalah mudah ditemukan, 5. membutuhkan sumber daya yang memadai, perbandingan model pembelajaran problem based learning dan problem solving, 1. fokus pembelajaran, 2. sumber masalah, 3. tingkat keterlibatan, 4. tujuan pembelajaran, 5. hasil pembelajaran, faq (frequently asked questions), 1. apa perbedaan antara pbl dan problem solving, 2. mengapa pbl penting dalam pendidikan, 3. apakah setiap guru dapat menggunakan pbl, 4. apakah pbl hanya cocok untuk mata pelajaran tertentu, 5. bagaimana mengukur pencapaian siswa dalam pbl, share this:, related posts:.
Metode Pembelajaran CTL: Belajar Sambil Santai Menyenangkan!
Metode Pembelajaran Tipe STAD: Seru-Seruan Belajar Bareng!
Metode Konstruktivisme adalah Pendekatan Belajar yang Melibatkan Siswa dalam Proses Konstruksi Pengetahuan
Leave a Reply Cancel reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *
Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.
- Privacy Policy
- Syarat dan Ketentuan
Model pembelajaran Creative Problem Solving
Model-model pembelajaran.
Model pembelajaran merupakan kerangka yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pemandu bagi para perancang desain pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
Mitchel & Kowalik, sebagaimana dikutip oleh Isrok’atun (2012), mengungkapkan bahwa creative problem solving berasal dari kata creative , problem, dan solving. Creative artinya banyak ide baru dan unik dalam mengkreasi solusi serta mempunyai nilai dan relevan; problem artinya adalah suatu situasi yang memberikan tantangan, kesempatan, yang saling berkaitan; sementara solving, artinya merencanakan suatu cara untuk menjawab atau menemukan jawaban dari suatu problem. Secara harfiah, CPS dapat diartikan sebagai kemampuan dalam merencanakan suatu cara/ide yang baru dan unik guna menjawab sebuah permasalahan yang sedang dihadapi. Creative Problem Solving (CPS) lebih menekankan pada pentingnya penemuan berbagai alternative ide dan gagasan, untuk mencari berbagai macam kemungkinan cara/tindakan yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan.
Creative Problem Solving (CPS) adalah suatu model pembelajaran yang memusatkan pengajaran pada sebuah keterampilan (Pepkin, 2004: 1). CPS merupakan salah satu variasi dari model pembelajaran berdasarkan masalah yang memfasilitasi siswa untuk bisa mengembangkan kemampuan berfikir kreatifnya dengan salah satu cirinya yaitu memberikan suatu permasalahan matematika pada awal pembelajaran sehingga siswa merasa tertantang untuk bisa memecahkan masalah tersebut tidak hanya dengan cara menghafal tetapi dengan suatu proses berpikir. Peran Guru dalam pembelajaran CPS adalah menyajikan sebuah masalah, mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi siswa dalam penyelidikan melalui dialog.
Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) adalah suatu model pembelajaran yang memusatkan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan keterampilan. Dalam hal ini peserta didik terlibat dalam memecahkan masalah sehingga peserta didik lebih berfikir aktif, kreatif dan dapat memperoleh manfaat yang maksimal baik dari proses maupun hasil belajarnya.
CPS merupakan model pembelajaran untuk menyelesaikan masalah secara kreatif. Guru dalam model pembelajaran CPS bertugas untuk mengarahkan pesertadidik memecahkan masalah secara lebih mandiri, kreatif dan membebaskan peserta didik untuk berimajinasi. Guru juga bertugas untuk menyedikan materi pelajaran atau topik diskusi yang dapat merangsang pemikiran peserta didik untuk dapat berfikir kreatif dalam memecahkan masalah pada proses belajar mengajar. Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran (CPS) merupakan model pembelajaran yang berbasis pemecahan masalah secara kreatif yang berpusatkan pada peserta didik untuk berimajinasi agar kemampuan berfikir kreatif peserta didik meningkat.
Zenius Fellow
- Bongkar Hoaks
- Lagi Ngetrend
- Sains & Matematika
- Bahasa & Linguistik
- Ilmu Sosial & Budaya
- Persiapan Masuk Kuliah
- PAS/PAT SMA
- UTBK-SBMPTN
- Tips Belajar
- Zenius untuk Guru
Pembelajaran Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving) – Zenius untuk Guru
- Posted by by Zenius untuk Guru
- Mei 15, 2022
Bapak dan Ibu Guru, pasti pernah dong bermain teka-teki? Atau, justru sering memecahkannya untuk mengisi waktu luang?
Nggak hanya untuk hiburan Bapak dan Ibu Guru, teka-teki juga bisa digunakan di kelas, lho. Contohnya, sebelum memulai pelajaran IPA, kita bisa memberikan pertanyaan atau teka-teki yang merangsang pemikiran siswa.
Nah, coba perhatikan teka-teki di bawah ini.
Gigiku panjang, tapi juga pendek. Gigiku berakhir dengan cepat. Siapakah aku?
Dari teka-teki di atas, mintalah siswa untuk mencari jawabannya sendiri. Biarkan mereka berpikir kreatif dan berimajinasi akan kemungkinan jawabannya.
Kalau menurut Bapak dan Ibu Guru sendiri, kira-kira apa jawabannya?
Iya, betul banget. Jawabannya adalah petir!
Setelah siswa berhasil menjawab, Bapak dan Ibu Guru bisa mengaitkan jawabannya dengan materi. Misalnya, materi tentang proses terjadinya petir atau fenomena listrik statis.
Wah, teka-teki menyenangkan juga, ya. Tapi, tahu nggak Bapak dan Ibu Guru? Teka-teki bisa bantu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah atau problem solving , lho.
Teka-teki membantu kita untuk berpikir logis, menguji prediksi, memecahkan masalah, dan menggunakan penalaran Matematika. Bahkan, dengan bermain teka-teki, kemampuan kerjasama atau kolaborasi juga meningkat.
Sebab itu, teka-teki bisa jadi salah satu media dalam model pembelajaran pemecahan masalah. Meskipun awalnya membingungkan, teka-teki memaksa siswa untuk berpikir tentang cara menyederhanakan informasi. Inilah keterampilan yang bermanfaat untuk pemecahan masalah.
Selain teka-teki, apa saja kegiatan yang bisa dilakukan dalam pembelajaran pendekatan pemecahan masalah? Yuk, kita bahas bersama, Bapak dan Ibu Guru.
Apa yang Dimaksud Pemecahan Masalah?
Pastinya, kita sudah nggak asing lagi dengan yang namanya masalah. Karena, setiap individu dihadapkan dengan suatu permasalahan yang menuntut penyelesaian.
Contohnya, setelah lulus S1, saya ingin melanjutkan pendidikan S2. Tapi, biaya yang dibutuhkan nggak sedikit. Nah, penyelesaiannya adalah dengan saya tetap harus bekerja sambil berkuliah atau mencari beasiswa.
Dalam buku Belajar dan Pembelajaran, Teori dan Praktik (2015) dijelaskan bahwa pemecahan masalah adalah proses pemikiran dan pencarian jalan keluar. Macam-macam metode pemecahan masalah di antaranya lewat pengalaman masa lalu, berdasarkan firasat, trial and error , pemikiran ilmiah, dan secara rasional.
Dalam prosesnya, ada empat tahap yang dilalui seseorang untuk menyelesaikan masalah. Prosedur pemecahan masalah selengkapnya bisa dilihat di gambar berikut ini.
Lefudin dalam bukunya Belajar & Pembelajaran (2017) juga menyebutkan bahwa pemecahan masalah mempunyai strategi tersendiri. Beberapa di antaranya adalah melalui gambar atau diagram, menemukan pola, membuat tabel, memperhatikan semua kemungkinan secara sistematik, atau menebak dan memeriksa.
Lalu, bagaimana kaitannya pemecahan masalah ini dalam pembelajaran?
Baca Juga: Problem Based Learning, Belajar dari Masalah
Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran
Nggak cuma ditemui dalam kehidupan sehari-hari, suatu persoalan dalam pembelajaran juga termasuk masalah yang harus diselesaikan. Jika sering dihadapkan pada suatu masalah di kelas, siswa akan terbiasa untuk mencari jalan keluarnya.
Menurut buku Metodologi Pengajaran (2016), pembelajaran pendekatan pemecahan masalah menggunakan kegiatan yang melatih siswa untuk menghadapi berbagai masalah agar dipecahkan sendiri atau bersama-sama. Di pendekatan ini, orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang didasarkan pemecahan masalah.
Jadi, model pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk mendapatkan pengalaman belajar dari proses penggunaan pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimiliki untuk memecahkan masalah.
Baca Juga : Ragam Strategi Pembelajaran
Langkah-Langkah Model Pembelajaran Pemecahan Masalah
Untuk menerapkan pembelajaran pendekatan problem solving , ada beberapa langkah yang perlu dilakukan. Di antaranya:
- Merumuskan masalah , untuk mengetahui dan merumuskan masalah secara jelas.
- Menelaah masalah , dengan menggunakan pengetahuan untuk merinci dan menganalisis masalah dari berbagai sudut.
- Merumuskan hipotesis , sehingga siswa bisa berimajinasi dan memahami ruang lingkup, sebab akibat, serta alternatif penyelesaian.
- Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis.
- Pembuktian hipotesis, dengan mengkaji dan membahas data.
- Menentukan penyelesaian masalah , melalui kegiatan penarikan kesimpulan dan memperhitungkan akibat yang terjadi.
Setelah memperhatikan langkah-langkahnya, kita juga harus memilih bahan pelajaran yang mempunyai permasalahan. Nggak terbatas dari buku sekolah saja, materi juga bisa didapatkan dari lingkungan sekolah atau peristiwa di masyarakat.
Contohnya, masalah banjir yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Selain menemukan solusi alternatif dari masalah ini, kita juga bisa mengajarkan siklus air, proses terjadinya hujan, pentingnya mendaur ulang sampah, dan menjaga lingkungan.
Menurut Gulo dalam Belajar dan Pembelajaran, Teori dan Praktik (2015), ada beberapa kriteria dalam memilih materi pelajaran, yaitu:
- Materi bersifat isu konflik atau kontroversial.
- Materi bersifat umum sehingga tidak asing dan mudah dipahami siswa.
- Materi pelajaran mendukung pengajaran dan sesuai dengan kurikulum sekolah.
- Materi mencakup kepentingan banyak orang dalam masyarakat.
- Materi pelajaran bisa mengembangkan kelas dan membantu mencapai tujuan pembelajaran.
- Materi menjamin kesinambungan pengalaman siswa.
Nah, selain materi pelajarannya, satu hal lagi yang nggak kalah penting. Bapak dan Ibu Guru perlu menggabungkan pendekatan pemecahan masalah dengan berbagai media pembelajaran.
Kalau ingin menggunakan media pembelajaran yang kreatif, Bapak dan Ibu Guru bisa baca informasinya di artikel 6 Tips Membuat Pembelajaran Kreatif .
Sekarang, mari kita lanjut membahas bagaimana menerapkan pemecahan masalah di kelas.
Baca Juga: Model Pembelajaran Discovery Learning
Contoh Pembelajaran Problem Solving
Dalam memecahkan masalah, siswa perlu menganalisis materi, memahaminya, dan menarik kesimpulan. Karena itu, pendekatan pemecahan masalah mengharuskan siswa berperan aktif dan bisa berpikir kritis.
Nah, seperti yang saya sebutkan sebelumnya. Salah satu contoh pendekatan pemecahan masalah dalam pembelajaran IPA adalah menggunakan media teka-teki.
Menurut Jurnal Riset Pendidikan Dasar, Efektivitas Model Creative Problem Solving dengan Media Teka-Teki Silang Daun Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Sekolah Dasar (2018), diketahui kalau teka-teki silang bisa meningkatkan aktivitas pembelajaran sebesar 82,3%. Penelitian ini juga menemukan kalau hasil belajar siswa lebih baik dibandingkan dengan model pemecahan masalah yang nggak menggunakan media teka-teki.
Tapi, nggak hanya pelajaran IPA saja, teka-teki juga bisa diterapkan untuk ilmu lain. Contohnya, model pembelajaran IPS SD dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah.
Wah, ternyata teka-teki bermanfaat banget dalam pembelajaran. Selain teka-teki dan kegiatan di kelas, Bapak dan Ibu Guru juga bisa mendorong kemampuan pemecahan masalah siswa melalui buku atau film.
Kaitannya sama buku dan film, saya punya rekomendasi nih, Bapak dan Ibu Guru. Salah satu buku yang bisa mengembangkan kemampuan pemecahan masalah kita adalah Detective Conan (1994–sekarang).
Disajikan dalam bentuk komik, Detective Conan mengajak kita untuk berpikir dan memecahkan kasus yang diceritakan. Penyampaiannya juga cukup ringan, tapi bisa meningkatkan rasa penasaran.
Jadi, kita bisa sama-sama berlatih memecahkan masalah lewat komik Detective Conan . Kalau Bapak dan Ibu Guru atau siswa nggak begitu tertarik dengan komik, ada juga video animasi dan filmnya.
Selain tentang pemecahan masalah, ada juga rekomendasi buku terkait pendidikan lainnya yang bisa Bapak dan Ibu Guru baca. Klik tautan di bawah ini, ya!
Baca Juga : Rekomendasi Buku Bertema Pendidikan untuk Guru
Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Pendekatan Masalah
Setiap hal ada kelebihan dan kekurangannya, termasuk pendekatan pembelajaran yang satu ini.
Dalam menerapkan pembelajaran pendekatan pemecahan masalah, kelebihannya antara lain:
- Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
- Mengembangkan pemikiran dan tindakan kreatif.
- Siswa terbiasa untuk memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis.
- Memudahkan siswa dalam mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
- Siswa bisa menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
- Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
- Membuat pengetahuan yang didapatkan di sekolah lebih relevan dengan kehidupan nyata.
Sementara itu, kekurangan dari model pembelajaran problem solving di antaranya:
- Sulitnya menerapkan metode ini untuk beberapa pokok bahasan.
- Membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan metode pembelajaran yang lainnya.
Nah, dari kelebihan dan kekurangannya di atas, apakah Bapak dan Ibu Guru sudah menentukan? Kira-kira, ingin menggunakan pendekatan pemecahan masalah atau nggak di kelas?
Demikian penjelasan tentang pembelajaran pendekatan pemecahan masalah. Semoga artikel ini bisa membantu Bapak dan Ibu Guru dalam memilih pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan kelas.
Selain memilih pendekatan pembelajarannya, Bapak dan Ibu Guru juga bisa memanfaatkan LMS (Learning Management System) Zenius untuk Guru. Ada ratusan video materi dan latihan soal yang bisa dibagikan ke siswa lewat kelas virtual. Penasaran? Langsung saja klik gambar di bawah ini!
Model Pembelajaran Problem Solving (Penjelasan Lengkap) – Serupa (2022)
Belajar & Pembelajaran, Dilengkapi dengan Model Pembelajaran, Strategi Pembelajaran, Pendekatan Pembelajaran dan Metode Pembelajaran – Lefudin (2017)
Efektivitas Model Creative Problem Solving dengan Media Teka-Teki Silang Daun Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Sekolah Dasar – Erwin Putera Permana (2018)
Belajar dan Pembelajaran, Teori dan Praktik – M. Thobroni (2015)
Metodologi Pengajaran – Jumanta Hamdayama (2016)
Leave a Comment
Tinggalkan balasan batalkan balasan.
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.
KajianPustaka.com
- metode pembelajaran
Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)
Model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) adalah suatu metode pembelajaran yang pemusatannya tertuju pada keterampilan pemecahan masalah melalui teknik sistematik dalam mengorganisasian gagasan-gagasan kreatif. Siswa tidak hanya diajarkan cara menghafal tanpa berpikir, namun dituntut untuk memilih dan mengembangkan suatu tanggapan untuk memperluas proses berpikir.
Creative problem solving merupakan teknik pembelajaran dalam penyelesaian suatu permasalahan berkaitan dengan pemecahan masalah yang melalui teknik sistematik dan mengorganisasikan gagasan kreatif. Melalui model pembelajaran creative problem solving, siswa dapat memilih dan mengembangkan ide dan pemikirannya. Munculnya solusi kreatif sebagai upaya pemecahan masalah akan menumbuhkan kepercayaan diri, keberanian menyampaikan pendapat, berpikir devergen, dan fleksibel dalam upaya pemecahan masalah.
Creative problem solving dibangun atas tiga macam komponen, yaitu; ketekunan, masalah dan tantangan. Komponen tersebut dapat diimplementasikan secara sistematik dengan berbagai komponen pembelajaran. Model pembelajaran creative problem solving berusaha mengembangkan pemikiran divergen, berusaha mencapai berbagai alternatif dalam memecahkan suatu masalah.
Berikut definisi dan pengertian model pembelajaran creative problem solving dari beberapa sumber buku:
- Menurut Shoimin (2014), creative problem solving adalah model pembelajaran yang pemusatannya pada pengajaran dan keterampilan dalam memecahkan masalah. Ketika dihadapkan dengan suatu pernyataan, siswa dapat melakukan keterampilan dalam memecahkan masalah untuk memilih dan mengembangkan tanggapannya. Tidak hanya dengan cara menghafal tanpa berpikir, keterampilan memecahkan masalah dapat memperluas proses berpikir.
- Menurut Baharudin (2010), creative problem solving adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah melalui teknik sistematik dalam mengorganisasikan gagasan kreatif untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
- Menurut Cahyono (2009), creative problem solving adalah suatu metode pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan ketrampilan memecahkan masalah, yang diikuti dengan penguatan ketrampilan.
Karakteristik Model Pembelajaran Creative Problem Solving
Menurut Imam (2010), model pembelajaran creative problem solving memiliki tiga karakteristik yang menjadi prosedur dalam proses pembelajarannya, yaitu sebagai berikut:
- Menemukan fakta, melibatkan penggambaran masalah, mengumpulkan, dan meneliti data dan informasi yang bersangkutan.
- Menentukan gagasan, berkaitan dengan memunculkan dan memodifikasi gagasan tentang strategi pemecahan masalah.
- Menemukan solusi, yaitu proses evaluasi sebagai puncak pemecahan masalah.
Menurut Menurut Suryosubroto (2009), karakteristik dari model pembelajaran creative problem solving adalah sebagai berikut:
- Melatih siswa untuk berpikir divergen dalam memecahkan masalah dengan berbagai cara, mampu memberikan berbagai alternatif pemecahan atas sebuah masalah dan kemampuan mengemukakan berbagai gagasan baru, dengan cara-cara baru yang jarang dilakukan oleh orang lain.
- Peran pendidik lebih banyak menempatkan diri sebagai fasilitator, motivator dan dinamisator belajar bagi peserta didik.
Tujuan Metode Creative Problem Solving
Menurut Shoimin (2014), melalui model pembelajaran creative problem solving siswa diharapkan mampu:
- Menyatakan urutan langkah-langkah pemecahan masalah dalam creative problem solving.
- Menemukan kemungkinan-kemungkinan strategi pembelajaran.
- Mengevaluasi dan menyeleksi kemungkinan-kemungkinan tersebut kaitannya dengan kriteria-kriteria yang ada.
- Memilih suatu pilihan solusi yang optimal.
- Mengembangkan suatu rencana dalam mengimplementasikan strategi pemecahan masalah.
- Mengartikulasikan bagaimana creative problem solving dapat digunakan dalam berbagai bidang/situasi.
Langkah-langkah Model Pembelajaran Creative Problem Solving
Menurut Huda (2013), sintak atau tahapan proses dalam model pembelajaran Creative Problem Solving menurut model Osborn-Parnes dikenal dengan istilah OFPISA, yaitu Objective, Finding, Fact Finding, Idea Finding, Solution Finding, dan Acceptence Finding. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Objective Finding
Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok. Siswa mendiskusikan situasi permasalahan yang diajukan guru dan membrainstroming sejumlah tujuan atau sasaran yang bisa digunakan untuk kerja kreatif mereka. Sepanjang proses ini siswa diharapkan bisa membuat suatu konsensus tentang sasaran yang hendak dicapai kelompoknya.
b. Fact Finding
Siswa membrainstroming semua fakta yang mungkin berkaitan dengan sasaran tersebut. Guru mendaftar setiap perspektif yang dihasilkan oleh siswa. Guru memberi waktu kepada siswa untuk berefleksi tentang fakta-fakta apa saja yang menurut mereka paling relevan dengan sasaran dan solusi permasalahan.
c. Problem Finding
Salah satu aspek terpenting dari kreativitas adalah mendefinisikan kembali perihal permasalahan agar siswa bisa lebih dekat dengan masalah sehingga memungkinkannya untuk menemukan solusi yang lebih jelas. Salah satu teknik yang bisa digunakan adalah membrainstroming beragam cara yang mungkin dilakukan untuk semakin memperjelas sebuah masalah.
d. Idea Finding
Pada langkah ini, gagasan-gagasan siswa didaftar agar siswa bisa melihat kemungkinan menjadi solusi atas situasi permasalahan. Ini merupakan langkah brainstorming yang sangat penting. Setiap usaha siswa harus diapresiasi sedemikian rupa dengan penulisan setiap gagasan, tidak peduli seberapa relevan gagasan tersebut akan menjadi solusi. Setelah gagasan-gagasan terkumpul, cobalah meluangkan beberapa saat untuk menyortir mana gagasan yang potensial dan yang tidak potensial sebagai solusi. Tekniknya adalah evaluasi cepat atas gagasan-gagasan tersebut untuk menghasilkan hasil sortir gagasan yang sekiranya bisa menjadi pertimbangan solusi lebih lanjut.
e. Solution Finding
Pada tahap ini, gagasan-gagasan yang memiliki potensi terbesar dievaluasi bersama. Salah satu caranya adalah dengan membrainstroming kriteria-kriteria yang dapat menentukan seperti apa solusi yang terbaik itu seharusnya. Kriteria ini dievaluasi hingga ia menghasilkan penilaian yang final atas gagasan yang pantas menjadi solusi atas situasi permasalahan.
f. Acceptance Finding
Pada tahap ini, siswa mulai mempertimbangkan isu-isu nyata dengan cara berpikir yang sudah mulai berubah. Siswa diharapkan sudah memiliki cara baru untuk menyelesaikan berbagai masalah secara kreatif. Gagasan-gagasan mereka diharapkan sudah bisa digunakan tidak hanya untuk menyelesaikan masalah, tetapi juga untuk mencapai kesuksesan.
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Creative Problem Solving
Setiap model pembelajaran pada umumnya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing begitu juga dengan model pembelajaran creative problem solving. Menurut Istarani dan Ridwan (2014), kelebihan dan kekurangan creative problem solving adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan
Kelebihan atau keunggulan model pembelajaran creative problem solving yaitu:
- Berpikir dan bertindak kreatif.
- Dapat membuat pendidikan sekolah lebih baik relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.
- Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis.
- Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
- Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
- Mengidentifikasikan dan melakukan penyelidikan.
- Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
- Memilih fakta aktual sebagai dasar dan landasan untuk membahas pembelajaran.
- Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinalitas ide, kreativitas kognitif tinggi, kritis, komunikasi-interaksi, sharing keterbukaan, dan sosialisasi.
- Menumbuhkan rasa kebersamaan siswa melalui diskusi akhir dari pemecahan masalah.
b. Kekurangan
Kekurangan atau kelemahan model pembelajaran creative problem solving yaitu:
- Memerlukan waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.
- Beberapa pokok bahasan sangat sulit dalam menerapkan sebuah metode pembelajaran ini. Sehingga menyebabkan siswa sulit untuk melihat, mengamati, dan menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
- Sulit mencari masalah yang benar-benar aktual dalam pembelajaran.
- Adanya masalah yang tidak relevan dengan materi pembelajaran.
- Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa memerlukan kemampuan dan keterampilan guru.
- Mengubah kebiasaan siswa belajar merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa untuk menerima informasi dari guru.
PENDIDIKAN VOKASI
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Problem Solving
Kelebihan model pembelajaran problem solving antara lain sebagai berikut:, kelemahan model pembelajaran problem solving antara lain sebagai berikut..
Home » Pembelajaran » Model Pembelajaran Problem Solving
Model Pembelajaran Problem Solving
Februari 16, 2020 8 min read
Ketika aktivitas pembelajaran diadakan, guru dituntut untuk mempunyai rencana dan strategi. Ini bertujuan agar siswa bisa menyerap dan memahami materi pelajaran dengan efektif dan sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan.
Salah satu upaya agar tujuan tersebut terwujud maka dibentuklah beberapa model, taktik dan strategi. Salah satu metode dan model yang akan dibahas kali ini adalah problem solving .
Model pembelajaran problem solving adalah alur yang dipakai untuk panduan dalam melaksanakan dan menyiapkan belajar mengajar di kelas.
Metode problem solving juga bisa diartikan langkah dalam presentasi materi yang mana masalah digunakan sebagai tumpuan untuk dibahas, disintesis dan dianalisis untuk bisa memperoleh solusi/pemecahan masalah.
Pengertian Problem Solving Menurut Para Ahli
Metode problem solving adalah pendekatan pembelajaran yang di dalamnya terdapat tujuan, langkah-langkah sebuah aktivitas, lingkungan dan manajemen pembelajaran yang ada di kelas untuk menyelesaikan masalah.
Hamdani, (2011:84)
Pembelajaran problem solving adalah aktivitas belajar mengajar yang menuntut siswa untuk bisa menemukan solusi dari masalah mulai dari masalah dalam grup maupun individu. Tujuan utama pembelajaran ini adalah untuk menyelidiki dan meneliti dasar dari pemecahan masalah.
Hidayati (2008)
Beliau mengungkapkan bahwa metode ini dilandasi dari kepercayaan terhadap kenyataan bahwa pembelajaran tidaklah hanya melakukan ceramah dan saling berkomunikasi dan transfer ilmu satu arah kepada peserta didik.
Namun pembelajaran juga merupakan langkah untuk investigasi, menganalisa, penelitian dan berpikir secara mandiri untuk memperoleh solusi dari permasalahan.
Crow dan Crow (Hamdani, 2011:84)
Berpendapat bahwa problem solving merupakan langkah untuk mempresentasikan mata pelajaran dengan memotivasi peserta didik untuk dapat menemukan solusi dari suatu masalah agar kompetensi dasar bisa diraih.
Berlandaskan ungkapan para ahli di atas bisa diambil esensi, bahwa pembelajaran problem solving adalah melaksanakan pengajaran. Agar peserta didik siap menghadapi segala permasalahan baik di pelajaran dan dunia nyata. Dan peserta didik bisa menyiapkan berbagai rencana untuk mengatasi permasalahan dengan memperoleh informasi sebanyak mungkin untuk melakukan hipotesis dan melakukan kesimpulan.
Langkah-Langkah Problem Solving atau Sintaks Problem Solving
Terdapat enam sesi dalam model problem solving ini, berikut adalah sesi dan langkahnya:
- Menentukan masalah yang pantas dan dirasa penting.
- (Merumuskan Masalah) Mencari dan menganalisa masalah.
- Memahami masalah.
- Memformulasikan hipotesis
- Menghimpun dan mengkategorikan informasi sebagai fakta dari hipotesis.
- Membuktikan hipotesis.
- Memutuskan cara penanggulangan masalah.
Setelah beberapa langkah-langkah umum yang biasa dilakukan dalam pembelajaran problem solving mari kita simak langkah-langkah khusus yang terdapat pendidikan yang levelnya lebih tinggi:
- Menjelaskan masalah.
- Brainstorming atau mengungkapkan semua masalah yang ada.
- Menghimpun data dan informasi.
- Melakukan diskusi terkait data dan infromasi yang ditemukan untuk menyelesaikan masalah.
- Mengungkapkan solusi dari masalah yang ada (presentasi)
- Melakukan evaluasi dan refleksi.
Kelebihan dan Kekurangan
Kekurangan problem solving.
Berikut merupakan kelemahan dari pembelajaran pemecahan masalah yang diungkapkan oleh Djamarah (2010:93):
- Siswa bisa saja sulit untuk menganalisa level kesulitan dari masalah. Ini mengacu pada level berpikir siswa pada tingkat kelas yang ada. Karena pengalaman dan pengetahuan bisa saja kurang.
- Pembelajaran ini memerlukan waktu yang tidak sedikit. Ini disebabkan saat proses klasifikasi atau kategorisasi masalah memerlukan waktu yang lama.
- Siswa belum terbiasa dengan pembelajaran problem solving. Sebab di Indonesia pada aktivitas pembelajaran sering menggunakan metode ceramah sehingga siswa jarang aktif untuk berpikir secara mandiri.
Kelebihan Problem Solving
Hal ini ini diungkapkan oleh Djamarah (2010:92), berikut diantaranya:
- Model ini bisa menjadikan pendidikan yang ada di kelas lebih berguna secara langsung dengan dunia nyata siswa.
- Aktivitas problem solving bisa membuat siswa lebih fleksibel dalam menghadapi segala masalah yang ada di kehidupan, baik masalah individu dan grup.
- Aktivitas model pembelajaran ini memicu daya pikir siswa menjadi lebih dalam dan luas dalam menghadapi masalah dan aktivitas belajar. Siswa juga bisa lebih terstruktur dan sistematis dalam menghadapi segala permasalahan hidup.
- Pembelajaran
Bagaimana Teknik Pembelajaran Dapat Digunakan untuk Merancang Gaya Rambut…
Experiential Learning
Model pembelajaran kolaboratif, tinggalkan balasan batalkan balasan.
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.
- Brilio Channels
Hello There
Sign In to Brilio
Welcome to our Community Page, a place where you can create and share your content with rest of the world
- BRILIOBEAUTY
- JALAN-JALAN
- PERSONAL FINANCE
BRILIO » Ragam
7 bentuk kolaborasi guru dan siswa dalam kurikulum merdeka, bantu pembelajaran lebih efektif, kurikulum merdeka menghadirkan konsep pembelajaran yang menitikberatkan pada kolaborasi antara guru dan siswa..
17 September 2024 22:15
Brilio.net - Kurikulum Merdeka menekankan pentingnya kolaborasi antara guru dan siswa dalam menciptakan lingkungan belajar yang dinamis dan relevan dengan perkembangan zaman. Kolaborasi ini dirancang untuk mendorong siswa menjadi lebih aktif dalam proses belajar, sementara guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing dan mendukung setiap langkah pembelajaran. Dengan demikian, kolaborasi yang efektif antara guru dan siswa dapat menghasilkan pembelajaran yang lebih bermakna dan berdampak positif terhadap perkembangan akademik serta karakter siswa.
Brilio.net telah menghimpun dari berbagai sumber, Selasa (17/9) berikut 7 bentuk kolaborasi guru dan siswa dalam Kurikulum Merdeka yang dapat membantu pembelajaran menjadi lebih efektif.
1. Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran berbasis proyek atau project-based learning (PBL) adalah salah satu bentuk kolaborasi utama yang diterapkan dalam Kurikulum Merdeka. Melalui metode ini, siswa dan guru bekerja sama dalam mengembangkan proyek yang relevan dengan materi pembelajaran. Siswa diajak untuk mengidentifikasi masalah, merancang solusi, dan melakukan penelitian yang mendalam.
Guru berperan sebagai pembimbing yang memberikan arahan dan dukungan kepada siswa selama proses berlangsung. Kolaborasi ini tidak hanya meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi, tetapi juga melatih keterampilan berpikir kritis, problem solving, serta kerja sama dalam tim.
foto: freepik.com
2. Diskusi Kelas yang Interaktif
Dalam Kurikulum Merdeka, diskusi kelas menjadi bagian penting dari proses pembelajaran. Guru dan siswa berkolaborasi dalam mendiskusikan berbagai topik yang terkait dengan pelajaran. Siswa diajak untuk mengemukakan pendapat, bertanya, dan memberikan tanggapan atas pandangan rekan-rekannya. Di sisi lain, guru mengarahkan jalannya diskusi dengan memberikan panduan yang relevan dan memicu pemikiran kritis siswa.
Kolaborasi ini memperkuat kemampuan siswa dalam berkomunikasi secara efektif serta memperluas pemahaman mereka terhadap topik yang dibahas. Diskusi interaktif juga mendorong partisipasi aktif siswa, sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan bermakna.
3. Pembelajaran Kolaboratif
Pembelajaran kolaboratif adalah bentuk lain dari kerja sama antara guru dan siswa dalam Kurikulum Merdeka. Melalui pendekatan ini, siswa diajak untuk bekerja dalam kelompok kecil untuk menyelesaikan tugas atau proyek tertentu. Guru mengarahkan siswa untuk bekerja sama dalam menyelesaikan tugas dengan cara berbagi peran dan tanggung jawab.
Guru tidak hanya mengamati, tetapi juga memberikan masukan yang konstruktif selama proses pembelajaran berlangsung. Kolaborasi semacam ini membantu siswa mengembangkan kemampuan sosial, belajar dari rekan-rekan mereka, dan lebih memahami materi secara bersama-sama.
4. Penerapan Differentiated Instruction
Guru tidak hanya mengajar dengan satu metode yang sama untuk semua siswa, tetapi justru memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih cara belajar yang paling sesuai dengan mereka. Kolaborasi ini memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan perhatian yang mereka butuhkan untuk mencapai potensi belajar mereka secara maksimal.
5. Pengembangan Modul Belajar Mandiri
Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan kepada siswa untuk belajar secara mandiri, namun dengan bimbingan dari guru. Dalam konteks ini, kolaborasi terjadi ketika guru dan siswa bersama-sama menyusun modul pembelajaran yang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Guru memberikan panduan dalam memilih materi dan sumber belajar, sementara siswa aktif terlibat dalam menentukan topik yang ingin mereka pelajari lebih lanjut.
Kolaborasi ini memungkinkan siswa untuk belajar dengan lebih mendalam dan sesuai dengan ritme mereka, sementara guru tetap hadir sebagai fasilitator yang membantu siswa ketika diperlukan. Dengan cara ini, proses belajar menjadi lebih fleksibel dan personal.
6. Penggunaan Teknologi dalam Pembelajaran
Dalam era digital, penggunaan teknologi menjadi salah satu aspek penting dalam Kurikulum Merdeka. Kolaborasi antara guru dan siswa terjadi ketika teknologi digunakan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Guru dapat menggunakan berbagai platform pembelajaran digital untuk memfasilitasi interaksi antara siswa, baik dalam bentuk diskusi daring, quiz interaktif, atau pengumpulan tugas.
Siswa, di sisi lain, dapat memanfaatkan teknologi untuk mengakses materi belajar yang lebih luas dan mendalam. Dengan kolaborasi ini, proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, modern, dan sesuai dengan perkembangan teknologi yang ada.
7. Refleksi Bersama terhadap Proses Pembelajaran
Kurikulum Merdeka menekankan pentingnya refleksi dalam proses pembelajaran. Guru dan siswa berkolaborasi dalam mengevaluasi dan merefleksikan hasil dari pembelajaran yang telah dilakukan. Dalam sesi refleksi ini, siswa diajak untuk memberikan pendapat tentang apa yang sudah dipelajari, tantangan yang dihadapi, serta cara-cara untuk memperbaiki proses belajar di masa mendatang.
Guru berperan dalam memberikan umpan balik yang membangun serta mendorong siswa untuk terus memperbaiki diri. Refleksi bersama ini membantu siswa untuk memahami kekuatan dan kelemahan mereka, serta mendorong motivasi untuk terus berkembang.
Kurikulum Merdeka menghadirkan konsep pembelajaran yang menitikberatkan pada kolaborasi antara guru dan siswa. Melalui berbagai bentuk kolaborasi seperti pembelajaran berbasis proyek, diskusi interaktif, pembelajaran kolaboratif, dan penggunaan teknologi, proses belajar menjadi lebih efektif, relevan, dan bermakna. Dengan menerapkan kolaborasi yang baik, guru dan siswa dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih dinamis, sesuai dengan kebutuhan dan potensi masing-masing siswa.
Melalui pendekatan ini, Kurikulum Merdeka tidak hanya mendorong peningkatan prestasi akademis siswa, tetapi juga mengembangkan keterampilan sosial, emosional, serta kemampuan berpikir kritis yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Kolaborasi guru dan siswa dalam Kurikulum Merdeka menjadi kunci utama dalam menciptakan pembelajaran yang efektif dan bermakna.
Recommended By Editor
- 10 Daftar kampus keguruan terbaik di Indonesia yang memiliki banyak pilihan jurusan
- 5 Contoh penelitian untuk skripsi mahasiswa keguruan, temanya menarik dan kekinian
- 10 Peluang karier untuk mahasiswa jurusan Pendidikan Sosiologi, tak mesti jadi guru
- Peran komunitas mahasiswa untuk membantu adaptasi mahasiswa perantauan, berikan rumah yang nyaman
- Kemendikbud resmi hapus jurusan IPA, IPS, & Bahasa mulai 2024, ini teknis pembelajaran di tingkat SMA
- Tingkat numerasi anak Indonesia capai 67 persen, 7 upaya tingkatkan kemampuan numerasi anak sejak dini
11 Masakan pedas rumahan dari tempe, sederhana, praktis, dan lezat
Cara mudah menggoreng sosis agar mekar sempurna, garing, dan tahan lama tanpa ribet
Hobi tampil dengan riasan fresh-glossy, ini 7 gaya makeup Maudy Effrosina di keseharian
Sejumlah pengguna mengeluh baterai cepat drop usai instal iOS 18, ini penyebab dan cara mengatasinya
Pilih reaksi kamu.
Gak perlu khawatir, tulisan kamu bisa tetap TERBACA DAN TRENDING di Brilio.net
Mengulas macam-macam pukulan dalam bulutangkis yang perlu diketahui
Macam-macam perkembangbiakan vegetatif buatan yang perlu diketahui
11 Contoh soal hukum Coulomb beserta kunci jawaban, lengkap dengan pembahasan yang gampang dipahami
Mengungkap macam-macam ancaman pada keamanan informasi digital
Macam-macam aktivitas fisik yang dapat meningkatkan kesehatan
50 Contoh soal tes psikotes seleksi kerja dan jawabannya agar lolos
Mengenal macam-macam sistem klasifikasi: Penjelasan dan fungsi utamanya
Mengenal macam-macam label produk dan fungsinya dalam dunia bisnis
Ari Wibowo blak-blakan tuding Inge selingkuh saat masih bersama, sebut semua keluarga sudah tahu
Syifa Hadju kini terang-terangan jalin hubungan dengan El Rumi, Rizky Nazar beri reaksi santai
Ulasan Buku The Body: A Guide for Occupants oleh Bill Bryson, jelajahi keajaiban tubuh
Sabet medali emas cabor berkuda di PON 2024, ini 9 potret sangar Aisha anak Irfan Hakim saat tanding
[KUIS] Gaya boyis Sintya Marisca mana yang paling kamu suka? Hasilnya tentukan gaya femininmu
7 Cara mengatur waktu ala mahasiswa jurusan Pendidikan agar kuliah tak terganggu
5 Contoh teks diskusi singkat lengkap dengan definisi dan formatnya
10 Kurikulum pendidikan yang pernah diterapkan di Indonesia, terbaru kurikulum merdeka
Kenali 7 pemicu kanker usus besar di usia muda, lengkap dengan cara mencegahnya
Gaya hedonnya jadi sorotan, ini taksiran harga 7 item busana bermerek milik Erina Gudono
Mengenal macam-macam seni dan keindahannya dalam kehidupan
Macam-macam konflik yang terjadi akibat keberagaman masyarakat dan dampaknya
Ulasan buku Untamed oleh Glennon Doyle: Menggali kebebasan dan keberanian diri
Dua macam cara perkembangbiakan pada makhluk hidup yang perlu diketahui
7 Contoh teks anekdot bertema pendidikan, bikin ketawa bareng di kelas
Macam-macam penyerbukan berdasarkan asal serbuk sarinya
Dua macam bayangan yang menyebabkan gerhana dan penjelasannya secara ilmiah
5 Contoh teks cerita anekdot lucu dan menarik, dijamin bikin senyum-senyum sendiri
Mengenal macam-macam demokrasi dan penerapannya di berbagai negara
3 Jenis pernikahan yang dilarang oleh agama Islam, wajib kamu ketahui!
Ulasan Buku Caste: The Origins of Our Discontents oleh Isabel Wilkerson, kasta yang tersembunyi
Sebutkan macam-macam alat ukur lengkap dengan fungsinya
7 Alasan mengapa mahasiswa jurusan Pendidikan harus mengikuti kegiatan volunteer buat kesehatan mental
Jelaskan macam-macam agama dan ajarannya di Indonesia
10 Kegiatan volunteer untuk mahasiswa, persiapkan diri memasuki dunia kerja
Jangan diabaikan, kenali apa itu polusi cahaya dan dampaknya bagi kehidupan manusia
Download gratis aplikasi mobile Brilio :
IMAGES
VIDEO
COMMENTS
Kelebihan problem solving. Beberapa kelebihan problem solving, di antaranya: Pemecahan masalah (problem solving) merupakan strategi yang cukup bagus untuk lebih memahami kehidupan. Pemecahan masalah (problem solving) dapat menantang kemampuan seseorang serta memberikan kepuasan untuk menemukan kepuasan dan pengetahuan baru.
Secara umum salah satu kelebihan dari model pembelajaran problem solving adalah meningkatnya daya kritis siswa dalam pembelajaran. Selain itu, menurut Shoimin (2017, hlm. 137-138) kelebihan dari model pembelajaran problem solving adalah sebagai berikut. Membuat peserta didik lebih menghayati pembelajaran berdasarkan kehidupan sehari-hari.
Metode Problem Solving: Pengertian, Kelebihan dan Kekurangan- salah satu metode pembelajaran yang perlu dipahami oleh seorang guru adalah metode problem solving.Melalui penggunaan metode problem solving diharapkan peserta didik belajar memecahkan masalah. Metode problem solving dinilai dapat melatih siswa berpikir kreatif saat menghadapi masalah pribadi maupun masalah kelompok.
Berikut ini adalah Keunggulan dan kelemahan dari penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah: a. Keunggulan. Sebagai suatu strategi pembelajaran, Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah memiliki beberapa keunggulan, di antaranya: Pemecahan masalah (problem solving) merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.
pembelajaran; 3. Pembelajaran model Problem Based Learning (PBL) membutuhkan waktu yang lama; 4. Tidak semua mata pelajaran matematika dapat diterapkan model ini. Menurut Yulianti dan Gunawan (2019: 402) Kekurangan Model Pembelajaran PBL sebagai berikut: 1. Apabila siswa mengalami kegagalan atau kurang percaya diri 2.
Kelebihan dan Kekurangan Problem Based Learning. Segala hal di dunia ini tentunya akan hadir dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tak luput dari ketidaksempurnaan tersebut, problem based learning juga memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri yang akan dipaparkan dalam penjelasan di bawah ini. Kelebihan PBL. Kelebihan atau manfaat model pembelajaran PBL menurut Kurniasih & Sani ...
Model Pembelajaran Creative Problem Solving. Menurut Miftahul Huda pendekatan CPS mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan-kelebihan dari pendekatan CPS ini adalah sebagai berikut: Pendekatan CPS ini lebih memberi kesempatan kepada siswa untuk memahami konsep-konsep dengan cara menyelesaikan suatu permasalahan. Pendekatan CPS dapat ...
Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa. J-KIP (Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan), 2 (3), 161-170. J-KIP (Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Vol. 2, No. 3, Oktober 2021, pp. 161-170 ... Astuti (2017) mengemukakan kelebihan dan kekurang model pembelajaran problem solving yaitu ...
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Problem Solving. Pembelajaran problem solving memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihannya yakni dapat membantu peserta didik meningkatkan daya kekritisan peserta didik. kemudian, pembelajaran tersebut juga menjadikan peserta didik untuk selalu terbiasa menyelesaikan berbagai masalah.
Adapun kelebihan dan kelemahan dari model pembelajaran Problem Solving. Kelebihan model pembelajaran Problem Solving, yaitu sebagai berikut: 1) Mendidik siswa untuk berpikir sistematis, 2) Mampu mencari jalan keluar terhadap situasi yang dihadapi, 3) Belajar menganalisis suatu masalah dari berbagai aspek, 4) Mendidik
Kelebihan Metode Pembelajaran Problem Solving. 1. Mendorong keterampilan berpikir kritis: Dalam metode ini, siswa diajak untuk menghadapi dan memecahkan masalah yang nyata atau abstrak. Hal ini memicu mereka untuk berpikir kritis dengan menganalisis situasi, mengidentifikasi masalah, serta merumuskan dan mengevaluasi solusi yang mungkin.
Model pembelajaran problem solving memiliki kelebihan seperti membuat peserta didik lebih menghayati kehidupan sehari-hari, melatih memecahkan masalah secara terampil, dan mengembangkan kemampuan berfikir secara kreatif. Namun, model ini juga memiliki kelemahan yaitu menentukan tingkat kesulitan masalah yang sesuai dengan peserta didik, memerlukan waktu yang banyak, dan mengubah kebiasaan belaj
Berikut adalah kelebihan model pembelajaran problem based learning: a. Dengan PBL, peserta didik belajar memecahkan masalah yang akan membuat ... membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan problem solving, mempelajari peran orang dewasa, dan menjadi pelajar yang mandiri. Ditinjau dari perspektif informasi yang diterima ...
2. kelebihan dan kekurangan Model Pembelajaran Problem Solving a) Kelebihan model pembelajaran problem solving 1) Siswa bisa menyelesaikan permasalahan berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. 2) Siswa akan terbiasa menyelesaikan atau memecahkan permasalahannya. 3) Menumbuhkan kemampuan berpikir pada siswa secara kreatif.26 b) Kelemahan model ...
Kelebihan Model Pembelajaran Problem Based Learning. Model pembelajaran Problem Based Learning memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut: 1. Meningkatkan pemahaman konsep. Model PBL melibatkan siswa dalam pemecahan masalah dunia nyata yang membutuhkan pemahaman yang mendalam terhadap konsep yang dipelajari.
Creative Problem Solving (CPS) lebih menekankan pada pentingnya penemuan berbagai alternative ide dan gagasan, untuk mencari berbagai macam kemungkinan cara/tindakan yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan. Creative Problem Solving (CPS) adalah suatu model pembelajaran yang memusatkan pengajaran pada sebuah keterampilan (Pepkin, 2004: 1).
kan kemampuan menulis eksposisi pada mahasiswa. Adapun langkah-langkah dalam implementasi model pembelajaran problem solving berbantuan media blog berbasis literasi digital dalam pembelajaran menulis teks eskposisi antara lain: merumuskan masalah, menganalisis masalah, merumuskan hipotesis, pengumpulan dan pengolahan informasi digital, meng.
c. Kelebihan dan kekurangan Metode Problem Solving Pada suatu Metode Pembelajaran pasti terdapat kelebihan dan kelemahan tidak terkecuali metode Problem Solving. Hal ini dikarenakan kondisi yang berbeda - beda pada objek penellitian. Djamarah (2010:92), menjelaskan kelebihan dan kelemahan metode Problem Solving antara lain adalah :
Menurut Jurnal Riset Pendidikan Dasar, Efektivitas Model Creative Problem Solving dengan Media Teka-Teki Silang Daun Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Sekolah Dasar (2018), diketahui kalau teka-teki silang bisa meningkatkan aktivitas pembelajaran sebesar 82,3%. Penelitian ini juga menemukan kalau hasil belajar siswa lebih baik dibandingkan dengan model pemecahan masalah yang nggak ...
model pembelajaran problem solving, dan assessment system harus berbentuk soal uraian. Kata Kunci : Problematika, ... Kelebihan model problem solving 1) Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih ... Kelemahan model problem solving 1) Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan ...
Setiap model pembelajaran pada umumnya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing begitu juga dengan model pembelajaran creative problem solving. Menurut Istarani dan Ridwan (2014), kelebihan dan kekurangan creative problem solving adalah sebagai berikut: a. Kelebihan . Kelebihan atau keunggulan model pembelajaran creative problem solving ...
Kelemahan model pembelajaran problem solving antara lain sebagai berikut. 1. Memerlukan cukup banyak waktu. 2. Melibatkan lebih banyak orang. 3. Tidak semua materi pelajaran mengandung masalah. 4. Memerlukan perencanaan yang teratur dan matang.
Pengertian. Model pembelajaran problem solving adalah alur yang dipakai untuk panduan dalam melaksanakan dan menyiapkan belajar mengajar di kelas. Metode problem solving juga bisa diartikan langkah dalam presentasi materi yang mana masalah digunakan sebagai tumpuan untuk dibahas, disintesis dan dianalisis untuk bisa memperoleh solusi/pemecahan ...
foto: freepik.com. 2. Diskusi Kelas yang Interaktif. Dalam Kurikulum Merdeka, diskusi kelas menjadi bagian penting dari proses pembelajaran. Guru dan siswa berkolaborasi dalam mendiskusikan berbagai topik yang terkait dengan pelajaran. Siswa diajak untuk mengemukakan pendapat, bertanya, dan memberikan tanggapan atas pandangan rekan-rekannya.